Bagaimana cara mengakhiri kebohongan financial

Diposkan oleh Work Hard Play Hard

Masalah keuangan kerapkali menjadi sumber konflik. Hal ini kerap membuahkan kehancuran hubungan, termasuk hubungan suami istri. Penyebabnya bukan hanya karena perbedaan penghasilan (istri berpenghasilan lebih tinggi), atau gaya hidup besar pasak daripada tiang. Membohongi pasangan tentang penggunaan uang menjadi bentuk perselingkuhan yang berbahaya.


Menurut survei dari Harris Interactive, satu dari tiga orang telah ditipu pasangan mereka tentang uang. Sedangkan satu dari empat orang mengatakan bahwa pasangan mereka telah menyembunyikan informasi keuangan dari mereka. Perselingkuhan keuangan seperti inilah yang berpotensi menghancurkan hubungan, bahkan mengganggu petualangan seksual pasutri.

Dayana Yochim, pengarang The Motley Fool's Guide to Couples & Cash: How to Handle Money with Your Honeymenegaskan kebohongan finansial menjadi pertanda buruk hubungan pasutri.

"Persoalannya bukan hanya karena nilai uangnya. Problem ini bicara soal kekuasaan, otonomi, kekhawatiran, harapan, nilai personal, dan kepercayaan," kata Yochim.

Kebohongan keuangan seperti apapun tak bisa dilihat sepele. Untuk skala besar contohnya utang kartu kredit yang membludak. Atau membohongi pasangan, bahwa Anda membeli barang yang disukai karena diskon 75 persen, padahal Anda membelinya dengan harga penuh. Persoalan kebohongan keuangan semakin kompleks jika pada akhirnya Anda tak mampu menyelesaikannya sendiri. Apalagi jika sudah menyangkut pihak lain yang dirugikan. Pasangan pun mau tidak mau menjadi terlibat dan turut bertanggung jawab, jika tak ingin terlibat masalah keuangan yang lebih besar lagi. Di sinilah konflik uang akhirnya merusak hubungan.

Agar tak terjebak dalam situasi tak menyenangkan ini, sebaiknya mulailah jujur dan terbuka, caranya:

"Jika saat ini Anda sedang melakukan pembohongan keuangan, segeralah mengaku. Katakan terus terang dan dengan penuh sesal. Mengertilah keadaan pasangan yang merasa dikhianati karenanya," kata psikoterapis Bonnie Eaker Weil, PhD, yang juga penulis buku Financial Infidelity: Seven Steps to Conquering the #1 Relationship Wrecker.

Kemandirian finansial perlu dibahas sejak awal. Utarakan kepada pasangan bahwa Anda perlu memiliki kehidupan finansial mandiri. Pisahkan rekening tabungan khusus untuk Anda. Anda pun bisa melakukan perencanaan keuangan untuk diri sendiri. Misalnya untuk dana pensiun, investasi, atau yang lainnya, dengan penghasilan Anda.

"Anda harus punya uang sendiri dan kemandirian finansial. Kondisi finansial perempuan cenderung rentan apalagi jika ditinggalkan suami, karena meninggal atau perceraian. Anda perlu jujur dan terbuka kepada pasangan bahwa Anda memerlukan uang di rekening pribadi. Namun pastikan Anda tetap berkontribusi atas keuangan bersama dan tetap bertanggung jawab untuk mengisi rekening bersama," jelas Weil.

Buat kesepakatan finansial bersama pasangan. Aturan seputar uang perlu dirancang untuk menyelamatkan finansial individual atau keluarga. Anda dan pasangan perlu menyepakati batas pengeluaran. Misalnya, Anda dan pasangan dilarang secara sepihak menghabiskan uang dengan nilai tertentu dari rekening bersama. Prinsipnya, selalu diskusikan atau konsultasikan kebutuhan dan pengeluaran bersama pasangan. Buat juga kesepakatan untuk memberikan waktu memanjakan diri sendiri seminggu sekali. Berikan anggaran untuk me time dengan kesepakatan bersama.

Catat semua hal seputar keuangan. Pastikan untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran personal maupun bersama pasangan. Cara ini perlu dilakukan untuk menghindari perselisihan. Bukan maksudnya tak percaya kepada pasangan. Namun dengan catatan keuangan yang tertata rapi, Anda dan pasangan pun bisa mengontrol pengeluaran demi kondisi finansial yang lebih ajeg.