Namun, harga emas memang akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah. Tapi, kini investasi emas tersedia dalam berbagai pilihan. Tak hanya dalam bentuk fisik, tapi juga dengan membeli saham perusahaan pertambangan emas maupun membeli kontrak emas di bursa berjangka. Nah, ini dia keunggulan dan kelemahan setiap jenis investasi emas.
1. Emas Perhiasan
Bila tujuan investasi Anda untuk jangka pendek, biasanya akan sulit mendapat keuntungan dari emas perhiasan. Pasalnya, ketika Anda membeli emas perhiasan, Anda tak hanya membayar harga emasnya saja, tapi juga harus membayar ongkos pembuatannya. Biasanya, bila Anda menjual kembali ke toko emas, mereka enggan membayar ongkos pembuatannya. Jadi mereka hanya akan membayar harga emasnya saja. Karena itu, investasi emas dalam bentuk perhiasan akan lebih menguntungkan bila tujuannya jangka panjang, di atas 10 tahun. Karena harga emas sudah naik berkali-kali lipat, sehingga harga jualnya jauh lebih tinggi. Selain itu, pilihlah emas perhiasan 24 karat, karena kemungkinan untungnya jauh lebih besar.
2. Emas Batangan
Investasi emas yang terbilang baik dan aman adalah investasi emas dalam bentuk batangan (emas logam mulia). Emas batangan akan lebih mudah dijual kembali dibandingkan dengan emas perhiasan. Pasalnya, ketika membeli emas batangan, Anda tak perlu membayar ongkos pembuatan. Itu berarti, Anda takkan mengalami kerugian ketika menjual emas batangan. Bila ingin berinvestasi dengan emas, pilihan yang satu ini perlu dipertimbangkan.
3. Koin Emas
Koin emas ini biasa juga disebut dengan koin emas ONH (Ongkos Naik Haji), karena koin emas ini memang diharapkan bisa menjadi alternatif investasi bagi mereka yang ingin memiliki tabungan untuk mempersiapkan biaya ibadah haji. Investasi ini sebenarnya sama dengan investasi emas lain, karena memiliki harga emas yang mengikuti harga mata uang asing (dolar AS), dan aman terhadap inflasi. Koin emas ONH ini dapat dibeli dan dijual kembali di cabang-cabang PT Pegadaian di seluruh Indonesia, toko emas, dan unit pengolahan dan pemurnian logam mulia PT Aneka Tambang Tbk. Untuk ukurannya, biasanya tersedia mulai dari berat 1 gram, 5 gram, dan 10 gram. Harga satu gramnya sekitar Rp 394.000.
4. Sertifikat Emas
Investasi emas tak selalu dalam bentuk fisik, bisa juga berbentuk sertifikat emas. Ini adalah selembar kertas yang menjadi bukti kepemilikan atas emas yang tersimpan pada bank di suatu negara. Pemilik sertifikat ini hanya memegang satu lembar kertas saja yang nantinya hanya dapat diuangkan pada bank terkait. Bisa dikatakan, sertifikat emas ini adalah alternatif investasi yang sangat menguntungkan dan aman. Karena Anda tak perlu mengeluarkan biaya penyimpanan emas. Berbeda dengan investasi emas dalam bentuk fisik yang memerlukan biaya penyimpanan di safe deposit box.
5. Saham Pertambangan Emas
Alternatif lain, membeli saham perusahaan pertambangan emas. Jika keadaan pasar emas sedang naik, harga saham-saham perusahaan ini biasanya akan bergerak lebih cepat daripada harga emas fisik. Meski menguntungkan, namun, sebaiknya tetap hati-hati, karena risiko investasi tetap ada. Ada baiknya Anda mempelajari investasi saham terlebih dulu, agar tak kesulitan mengikuti perkembangan saham pertambangan emas Anda. Perusahaan pertambangan emas yang sahamnya dijual di pasar modal saat ini, yaitu PT Aneka Tambang, Tbk.
6. Kontrak Emas Berjangka
Dengan bantuan teknologi, emas bisa diperjualbelikan sebagai komoditas di perdangan berjangka (future trading/margin trading). Artinya, Anda hanya perlu memiliki bukti administrasi atas kepemilikannya. Berinvestasi emas di Bursa Berjangka Jakarta memang terkesan fleksibel, karena Anda bisa menjual emas saat harga mahal dan membelinya ketika harga murah. Keuntungan didapat dari selisih harga jual dan beli. Untuk turut bermain di bursa berjangka, Anda cukup membayar Rp 4 juta per lot (ukuran kontraknya lot. Satu lot sama dengan 1.000 gram emas), dengan membuka rekening di salah satu pialang. Selanjutnya, nilai per kontrak (lot) akan berfluktuasi seiring dengan naik turunnya harga emas di bursa.