Sebaiknya hindari mengambil jalan pintas dengan memilih sembarang investasi. Memilih produk investasi juga membutuhkan perhitungan dengan menganalisis portofolio, yakni usia dan status Anda.
Ahmad Gozali, perencana keuangan, menyatakan, setiap orang memiliki portofolio investasi yang berbeda. Melihat dari kebutuhan, usia, dan statusnya. Apakah Anda lajang tetapi menjadi tulang punggung keluarga, atau lajang yang tidak menanggung kebutuhan orang lain. Apalagi bagi yang sudah menikah, perhitungan cermat sangat diperlukan.
"Portofolio investasi sangat tergantung perhitungan setiap individu, tidak pernah bisa berlaku mutlak. Melihat kebutuhan, usia, bahkan jumlah anak yang ditanggungnya," papar Gozali dalam workshop keuangan bertema "Salary vs Selera", yang diadakan oleh EXPERD di Barcode, Kemang, Jakarta, Sabtu (24/7/2010).
Memilih investasi berdasarkan portofolio tak bisa sembarangan. Bahkan, jika perlu, konsultasikan dengan pakar sebelum memutuskan produk investasi yang tepat sesuai kemampuan dan kebutuhan. Sebagai gambaran, Gozali membagi portofolio investasi sebagai berikut:
- Usia 20-30 tahun
Pada usia produktif ini, investasi risiko rendah dan tinggi masih cukup aman. Komposisinya bisa seimbang (50:50). Produk investasi cukup beragam, mulai dari emas, asuransi investasi, unit link hingga saham. (baca Mengenali Produk Investasi Sesuai Risikonya)
- Usia 30 - 40 tahun
Pada usia ini, fokus investasi sebaiknya kepada produk dengan risiko menengah. Komposisinya lebih dominan (60-70 persen). Instrumen investasinya bisa berupa properti, reksa dana, dan unit link. Kurangi investasi pada produk berisiko rendah dan hindari investasi berisiko tinggi.
- Usia di atas 50 tahun
Mendekati masa pensiun, sebaiknya Anda fokus berinvestasi dengan produk berisiko rendah, komposisinya 50 persen. Salah satu produk investasi rendah risiko yaitu ORI. Anda masih aman berinvestasi produk berisiko menengah, tetapi sebaiknya kurangi investasi berisiko tinggi.
- Usia pensiun
Gozali menyarankan, sebaiknya jual investasi berisiko menengah dan tinggi yang sudah Anda miliki sebelumnya. Boleh saja menyisakannya, tetapi porsinya masing-masing 10 persen saja untuk investasi risiko menengah dan tinggi. Selebihnya, 80 persen sebaiknya berinvestasilah di produk dengan risiko rendah, emas salah satu contohnya.