Home » umum » Bagaimana cara melakukan perencanaan financial untuk kehadiran anak
Bagaimana cara melakukan perencanaan financial untuk kehadiran anak
Diposkan oleh Work Hard Play Hard
Kebanyakan pasutri tentunya menginginkan kehadiran anak dalam keluarga. Namun memiliki anak membutuhkan perencanaan finansial yang matang, sesuai prioritas kebutuhan sejak merencanakan memilili anak.
Ligwina Hananto, perencana keuangan, menegaskan sudah waktunya bagi para calon orangtua untuk membuat perencanaan keuangan saat memutuskan memiliki anak. Kesadaran ini perlu dibangun sejak awal, bahkan lebih baik lagi jika disiapkan atau dibicarakan sebelum menikah.
"Kecenderungannya persiapan pernikahan lebih diutamakan daripada kehidupan pasangan setelah perayaan pernikahan. Dengan mengalokasikan banyak uang untuk pesta pernikahan, namun tak merencanakan atau mempersiapkan dana untuk kehamilan dan anak," Ligwina mengkritisi persoalan keuangan keluarga dalam seminar seputar kehamilan beberapa waktu lalu.
Perencanaan keuangan untuk anak sebaiknya dimulai saat masa kehamilan, dilanjutkan dengan persiapan melahirkan, hingga pendidikan anak kelak. Akan lebih baik lagi jika biaya untuk anak ini sudah dipersiapkan sejak awal dengan perhitungan untuk jangka panjang, bukan keputusan emosional.
"Seringkali, orangtua menjadi emosional pada kehamilan anak pertama dengan menyiapkan setiap kebutuhan bayi dengan kualitas terbaik, dan tentunya harga yang mahal," jelas Ligwina.
Masa Kehamilan
Mulailah menyiapkan biaya masa kehamilan dengan merencanakan keuangan jauh hari sebelum hamil. Dengan merencanakan biaya kehamilan, Anda dan pasangan bisa menyiapkan kehamilan lebih baik, termasuk kesehatan kandungan.
Sebelum memasuki masa kehamilan, Anda dan pasangan tentunya perlu melakukan pemeriksaan kesehatan. Apalagi jika pasutri termasuk pasangan yang sulit punya anak setelah usia pernikahan di atas satu atau dua tahun. Anda tentu memerlukan pemeriksaan kesehatan reproduksi lebih lengkap lagi.
Kebutuhan yang Anda dan pasangan perlukan dalam masa kehamilan di antaranya memeriksakan diri ke dokter minimal satu bulan sekali, USG (minimal satu bulan sekali), dan vitamin. Di luar faktor kesehatan, sebagai bagian keluarga Anda dan suami juga menjalani tradisi seperti syukuran, dan aktivitas ini memerlukan biaya tentunya. Belum lagi mempersiapkan baju hamil, senam hamil sebagai pendukung kesiapan mental dan kesehatan calon ibu, juga berbagai kebutuhan informasi seputar kehamilan dari buku atau majalah.
Masa melahirkan
Dana melahirkan akan selalu naik seiring laju inflasi. Artinya, saat mempersiapkan dana kelahiran, pasutri perlu memperhitungkan inflasi. Beruntung bagi pasangan bekerja yang mendapat pembiayaan melahirkan dari tempat Anda atau suami bekerja. Jika kantor tidak menyediakan dana melahirkan untuk karyawannya, Anda dan suami perlu memperhitungkan setiap pengeluaran dengan terinci.
"Persiapkan dana melahirkan dengan worst case, yakni skema caesar. Jika pun ternyata melahirkan normal, kelebihan dana dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti dana pendidikan anak," tutur Ligwina.
Bahkan setelah melahirkan pun masih ada biaya lain yang diperlukan. Misalnya syukuran, dokter anak, imunisasi, jasababy sitter, diapers, vitamin, dan makanan bayi.
Cukupkah tabungan di bank memenuhi semua kebutuhan ini? Jika tidak, saatnya memikirkan investasi. Sebelum menjatuhkan pilihan investasi, buatlah prioritas perencanaan keuangan sesuai kebutuhan. Komunikasikan dengan pasangan untuk menentukan prioritas keluarga. Jika merasa perlu, konsultasikan masalah keuangan keluarga atau pasangan dengan pakarnya.
Ligwina Hananto, perencana keuangan, menegaskan sudah waktunya bagi para calon orangtua untuk membuat perencanaan keuangan saat memutuskan memiliki anak. Kesadaran ini perlu dibangun sejak awal, bahkan lebih baik lagi jika disiapkan atau dibicarakan sebelum menikah.
"Kecenderungannya persiapan pernikahan lebih diutamakan daripada kehidupan pasangan setelah perayaan pernikahan. Dengan mengalokasikan banyak uang untuk pesta pernikahan, namun tak merencanakan atau mempersiapkan dana untuk kehamilan dan anak," Ligwina mengkritisi persoalan keuangan keluarga dalam seminar seputar kehamilan beberapa waktu lalu.
Perencanaan keuangan untuk anak sebaiknya dimulai saat masa kehamilan, dilanjutkan dengan persiapan melahirkan, hingga pendidikan anak kelak. Akan lebih baik lagi jika biaya untuk anak ini sudah dipersiapkan sejak awal dengan perhitungan untuk jangka panjang, bukan keputusan emosional.
"Seringkali, orangtua menjadi emosional pada kehamilan anak pertama dengan menyiapkan setiap kebutuhan bayi dengan kualitas terbaik, dan tentunya harga yang mahal," jelas Ligwina.
Masa Kehamilan
Mulailah menyiapkan biaya masa kehamilan dengan merencanakan keuangan jauh hari sebelum hamil. Dengan merencanakan biaya kehamilan, Anda dan pasangan bisa menyiapkan kehamilan lebih baik, termasuk kesehatan kandungan.
Sebelum memasuki masa kehamilan, Anda dan pasangan tentunya perlu melakukan pemeriksaan kesehatan. Apalagi jika pasutri termasuk pasangan yang sulit punya anak setelah usia pernikahan di atas satu atau dua tahun. Anda tentu memerlukan pemeriksaan kesehatan reproduksi lebih lengkap lagi.
Kebutuhan yang Anda dan pasangan perlukan dalam masa kehamilan di antaranya memeriksakan diri ke dokter minimal satu bulan sekali, USG (minimal satu bulan sekali), dan vitamin. Di luar faktor kesehatan, sebagai bagian keluarga Anda dan suami juga menjalani tradisi seperti syukuran, dan aktivitas ini memerlukan biaya tentunya. Belum lagi mempersiapkan baju hamil, senam hamil sebagai pendukung kesiapan mental dan kesehatan calon ibu, juga berbagai kebutuhan informasi seputar kehamilan dari buku atau majalah.
Masa melahirkan
Dana melahirkan akan selalu naik seiring laju inflasi. Artinya, saat mempersiapkan dana kelahiran, pasutri perlu memperhitungkan inflasi. Beruntung bagi pasangan bekerja yang mendapat pembiayaan melahirkan dari tempat Anda atau suami bekerja. Jika kantor tidak menyediakan dana melahirkan untuk karyawannya, Anda dan suami perlu memperhitungkan setiap pengeluaran dengan terinci.
"Persiapkan dana melahirkan dengan worst case, yakni skema caesar. Jika pun ternyata melahirkan normal, kelebihan dana dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti dana pendidikan anak," tutur Ligwina.
Bahkan setelah melahirkan pun masih ada biaya lain yang diperlukan. Misalnya syukuran, dokter anak, imunisasi, jasababy sitter, diapers, vitamin, dan makanan bayi.
Cukupkah tabungan di bank memenuhi semua kebutuhan ini? Jika tidak, saatnya memikirkan investasi. Sebelum menjatuhkan pilihan investasi, buatlah prioritas perencanaan keuangan sesuai kebutuhan. Komunikasikan dengan pasangan untuk menentukan prioritas keluarga. Jika merasa perlu, konsultasikan masalah keuangan keluarga atau pasangan dengan pakarnya.